Minggu, 21 Oktober 2012

Mini-4WD Bukan Mainan Anak-Anak

Beberapa minggu yang lalu diadakan kompetisi Mobil Mini-4WD di Depok Town Square. Mainan yang mulai populer tahun 1989 melalui film Dash Yonkuro itu ternyata masih mempunyai penggemar setia. Terbukti dari jumlah peserta kompetisi itu yang tidak sedikit. Sekeliling arena dipenuhi para peserta yang duduk di lantai. Mereka tidak hanya berdiam diri untuk menunggu giliran start, tetapi sedang sibuk mengutak-atik mobilnya. Peralatan yang dibawa pun jumlahnya tidak tanggung-tanggung. Setiap peserta rata-rata membawa dua sampai tiga tool-box besar. Bahkan selain melengkapi kotak-alatnya dengan lampu ada beberapa peserta yang melengkapi box-nya dengan audio system, sehingga bisa mendengarkan musik sembari utak-atik mini-4wd. Kesibukan mereka tampak seru sekali. Di satu sudut ada yang menyamakan ketebalan roda dengan sigmat. Di sudut lain ada yang memperbaiki sayap-sayap mobilnya agar bisa seimbang ketika melewati "jumpingan".  Ternyata mereka tidak hanya melakukan satu kali start saja, tetapi berulang-kali hingga settingannya tepat dan berhasil finish.

Mini 4WD bukan mainan anak-anak. Hal yang paling mengherankan adalah usia para peserta kompetisi. Mereka tidak lagi tergolong anak-anak, tetapi -- mungkin-- lebih pantas disebut usia dewasa. Sekilas yang terlihat, usia termuda seusia mahasiswa lah, mungkin 19-20 tahun an. Usia tertua, kurang tahu pasti, yang jelas terlihat ada sosok bapak-bapak yang sudah ubanan mengejar mobilnya yang terlempar dari lintasan. Ada anak-anak di sekitar lintasan, namun mereka hanya menonton atau menemani bapaknya yang sibuk berlomba.

Kompetisi yang digelar saat itu adalah kelas sloop.  Di kelas ini mobil mini-4wd tidak hanya dituntut kencang tetapi juga harus seimbang dan dapat melewati rintangan yang ada. Untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi para peserta melakukan setting ulang alias mengoprek motor dinamo yang menjadi penggerak mini-4wd. Ada peserta yang membawa angkur (kumparan di dalam dinamo) lebih dari satu. Agar mini-4wd dapat mendarat seimbang setelah jumping, para racer melengkapinya dengan bumper, roller, serta aksesoris penunjang lainnya. Mungkin karena banyak hal teknis di dalam permainan ini sehingga tidak ada peserta yang usia anak--anak. 

Ketika mini-4wd populer tahun 1989 aku masih di Sekolah Dasar. Teringat waktu itu aku punya seri Manta-Ray dan Burning-Sun (mobil salah satu anggota Dash Yonkuro). Dulu Tamiya-nya gak dioprek sama sekali. Gak ada modal buat ngoprek. Sempat beli dinamo Mabuchi-motor, tetapi powernya mengecewakan. Sekarang, melihat mini-4wd racer bertanding rasanya gatal ingin ambil bagian juga di kompetisinya.













Photo by Verry Aryo using NIKON D90; Tamron 17-50 f/2,8; NIKON 70-300G f/4-5,6